Minggu, 01 Juli 2012

MUHAMMAD AL FATIH 1453 Episode 4: "Gazi Devlet"

Muhammad Al-Fatih 1453
Episode 4: "Gazi Devlet"
Jika ada yang menyamai cara hidup
bani Arab dalam hal keberanian,
kehormatan dan kekuatan, maka itu
pastilah Bani Turki.Mereka sama2
hidup di ruang terbuka, bertahan di
alam yg ekstrim, piawai dalam
berkuda, dan selalu dalam keadaan
siaga. Di pinggang mereka selalu
terselip pedang, kehormatan adalah
prinsip hidup merekam, dan agama
adalah fondasinya.Begitulah bani
Turki mengingatkan kaum Muslim
akan kejayaan futuhat sebagaimana
Kekhilafahan Umayyah, awal2 Islam.
Tatkala pejabat2 Kekhilafahan
Abbasiyah mulai kehilangan taji
mereka di mata musuh, bani Turki
mengembalikannya.Dan sungguh
bani Turki tak mengecewakan Khilafah
Abbasiyah ketika diberikan tugas
menjaga perbatasan dan
meluaskannya.Bani Turki bergelar
"Protector of The (Abbasid)
Caliph" tak hanya menjaga mereka,
namun menjadi pedang
mereka.Peradaban yang maju serta
kemudahan dalam dunia
menenggelamkan pejabat2
Abbasiyah, mereka lalai dengan
kekuatan musuh.Kenikmatan dunia
menenggelamkan sebagian besar
Muslim pada kemalasan tak berujung,
abai terhadap kehormatan
darah.Begitulah akhir dari Khilafah
Abbasiyah Baghdad ketika diremukkan
oleh Hulagu Khan pada 1258,
Baghdad dijarah! Perlu 2 tahun bagi
bani Turki dibawah Saifuddin Qutuz
dan Rukunuddin Baybars untuk
mengakhiri nestapa itu.
Di Ain Jalut, pasukan Khilafah
Abbasiyah diwakili 2 Sultan Mamluk
berhasil mengusir pasukan Mongol
Hulagu Khan. Rupanya, kehadiran
Mongol tidak hanya membawa
penghancuran kota Baghdad dan
berpindahnya Khilafah Abbasiyah ke
Kairo. Invasi ini juga menyebabkan
sejumlah bani Turki Muslim lain
terusir dr wilayahnya di Timur mencari
peruntungan ke bagian barat. Dan
perpindahan ini menyebabkan
Khilafah Abbasiyah bertambah kuat,
dan berganti posisi menjadi penakluk
bukan yg ditaklukkan. Rombongan
kecil nan berani itu dipimpin oleh
Suleyman bin Kutalmuish, pemimpin
100 lebih rombongan pengungsi dari
Turkistan. Sama sperti bani Turki yang
lain, Suleyman pun mengabdi pada
Khilafah Abbasiyah menjadi penjaga
di wilayah perbatasan Khilafah.
Keturunan Suleyman, Ertugrul
menjadi pemimpin bani Turki yang
disegani, cucunya pun mewarisi
kepiawaian keduanya, Utsman. Walau
masih sangat muda, Utsman
dibimbing oleh Syaikh Edebali, dan
mempunyai visi besar dan keislaman
yang kuat. Visinya menaklukkan 4
gunung dan 4 sungai yang terletak di
barat dan timur dunia, yang
berbentuk laksana sabit.Dan hadiah
utamanya terletak di tengah 4 gunung
dan 4 sungainya, kota idaman Muslim,
Konstantinopel.
Tatkala sampai di usia kecil,
keberanian dan ketangkasan Utsman
telah memberinya posisi penting di
kalangan Sultan Saljuk.Pada 1299
Utsman menyatukan sebagian besar
bani Turki termasuk Bani Saljuk Turki,
dan membentuk kesultanan di
perbatasan Khilafah.Kesultanan baru
ini mempunyai visi futuhat yang
sangat kuat, mendedikasikan
kekuasaannya pada perang dan
kehormatan Muslim.Mereka
menyebutnya Kesultanan Utsmani,
~Gazi Devlet - Negeri para Ksatria
Allah
Utsman sendiri digelari dengan Sultan
Utsman Gazi, sultannya para ksatria
Islam, sultan pembela kaum Muslim
di perbatasan.Utsman benar2
menggarisbawahi bahwa mereka
adalah gazi, ksatria Allah, pelindung
Khilafah Abbasiyah dan
pedangnya.Maka Khilafah Abbasiyah
pun memberikan izin pada Utsmani
untuk menjaga dan meluaskan
wilayah Islam ke barat.Bagai kapal
layar yang telah siap mengarungi
samudera mendapatkan angin darat,
Utsman memimpin kesultannannya
dengan elegan.Utsman mengarahkan
seluruh potensi Muslim Turki kearah
barat, ke kota yg djadikan gelar
kehormatan bagi
Muslim,Konstantinopel.
Lalu menanamkan kepada keturunan
darahnya mahupun keturunan
aqidahnya akan pentingnya
penaklukkan Konstantinopel secara
akidah.Sehingga penaklukkan
Konstantinopel menjadi harapan dan
ambisi bersama seluruh bani
Utsmani.Menjadi Kizil Elma (Apel
Merah) yang sangat menggiurkan,
puncak prestasi tertinggi dalam militer
Utsmani.Dan sepertinya perlu 7
generasi untuk mewujudkannya.
Ditangan seorang pemuda berumur
21 tahun dari keturunannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar