Sabtu, 07 Juli 2012

MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 8: "Conqueror in The Making"

MUHAMMAD AL-FATIH 1453
Episode 8: "Conqueror in The Making"

Alat tulis digenggam oleh anak kecil
itu, menggoreskan berbagai hal yg
bisa ditumpahkan dari pikirannya dari
tulisan & gambar. Dia menuliskan
bahasa persia, arab dan turki, bahkan
merancang tugra miliknya sendiri,
sebuah cap kebesaran atas namanya.
buku catatan Mehmed II (Al-Fatih)
kecil
Dalam lembaran-lembaran lain, anak
berusia 11 tahun itu menggubah syair
yang kualitasnya setaraf dengan
penyair besar. Dalam bait-bait yang
dia gubah, sungguh terlihat mental
dan kehormatannya sebagai seorang
Muslim, dalam usia yg masih belia.
"NIATKU, taat kpd perintah Allah
[Maka berjihadlah kalian di jalan
Allah... (TQS 5:35)]"
"SEMANGATKU, berupaya
bersungguh-sungguh dalam melayani
agamaku, agama Allah Swt"
"TEKADKU, akan aku tekuk lututkan
orang2 kafir dengan tentaraku,
tentaranya Allah Swt"
"PIKIRANKU, terpusat pada
pembebasan (Konstantinopel),
kemenangan, dan kejayaan, dengan
kelembutan Allah Swt"
"JIHADKU, dengan nyawaku dan
hartaku, dan apalagi yang tersisa di
dunia setelah ketaatan pada perintah
Allah?”
"KERINDUANKU, perang dan perang,
ratusan rubu kali untuk menapatkan
ridha Allah Swt"
"HARAPANKU, akan pertolongan dan
kemenangan dari Allah, dan
ketinggian negeri ini atas negeri
musuh-musuh Allah Swt"
Semangat jihad tertanam padanya
laksana pohon yang berakar kuat, dan
buahnya tumbuh melalui tindak
geraknya. Darah ahli perang mengalir
deras dalam urat nadinya berpadu
dengan ideologi Islam yang menyatu
dengan jasadnya. Mehmed II tumbuh
menjadi pemuda tangguh, ksatria
Islam yang menjadikan ridha Allah
sebagai tujuan hidupnya .
Sejak kecil ayahnya, Murad II, telah
memilihkan baginya dua ulama
pembimbing imannya, ulama terbaik
di wilayahnya. Syaikh Ahmad Al-
Kurani sejak awal bersikap keras pada
Mehmed II untuk membentuk sikap
hormat pada ulama. Dengan didikan
yang tegas, Mehmed II berhasil
menghatamkan Al-Qur'an sedang
usianya masih 8 tahun saat itu.bJuga
Syaikh Aaq Syamsuddin, ulama
polymath pada bidang fikih, tarikh,
astronomi, pengobatan dll juga
menjadi mentornya. Dengan
pendekatan personal dan keahlian
yang lengkap, Syaikh Syamsuddin
inilah yang akan sangat berpengaruh
bagi Mehmed II.
Setiap hari Syaikh Syamsuddin
menceritakan tarikh Islam pada
Mehmed II kecil, menggambarkannya
secara detail dan menarik. Syaikh
mendeskripsikan Rasulullah dan
setiap akhlaknya, juga perangnya, tak
tertinggal sedikitpun dalam ceritanya.
Juga penaklukkan para shahabat,
keksatriaan Umar bin Khaththab,
Khalid bin Walid, Ali bin Abu Thalib,
dan jamak sahabat lain. Beliau pun
mendedahkan perjuangan Tariq bin
Ziyad, Alp Arsalan, Salahuddin Al-
Ayyubi dalam memperjuangkan deen
Islam.
Dan yang paling menarik dari
semuanya bagi Mehmed II, tatkala
Syaikh Syamsuddin menyampaikan
usaha penaklukan Konstantinopel.
Beliau menceritakan hampir setiap
masa, jatuh bangunnya ummat
Muslim di depan tembok
Konstantinopel yang kokoh teguh. Tak
lupa juga menyitir hadits Rasulullah
saw tentang kepastian dibebaskannya
Konstantinopel, dan panglima terbaik
saat itu.
"Konstantiniyye elbet birgun
fetholunacaktir. O'nu fetheden
komutan - ne guzel komutan, O'nun
askeri - ne guzel askerdir"
Mata Mehmed II berbinar tiap kali
Syaikh Syamsuddin menceritakan
Konstantinopel, kota itu menjelma
menjadi impiannya. Dan sejak saat itu,
Konstantinopel tak pernah lepas dari
pikiran Mehmed II, berkewajiban
bahwa dirinya adl penakluknya.
Mehmed sangat sadar bahwa
Rasulullah berpesan bahwa
"panglimanya adalah panglima yang
terbaik", maka itulah tujuannya. Shalat
tahajud setiap malam adalah doanya
pada Allah, tak henti-hentinya
semenjak ia baligh. Rawatib menjadi
hal yang selalu dia lakukan, sebagai
pinta pula pada Allah agar berkenan
pada dirinya. Begitulah Mehmed II
melayakkan dirinya untuk menjadi
panglima terbaik, agar Allah
memilihnya jadi penakluk
Konstantinopel.
Tumbuh menjadi penggemar bahasa
dan sejarah, sama seperti ayahnya,
Mehmed bahkan menguasai 8 bahasa
Internasional saat itu. Bahasa ibu,
Turki, Arab dan Persia ditambah
Yunani, Latin, Serbia, Hebrew dan
Prancis untuk memastikan komunikasi
dia kuasai. Bahkan ada yang
menyampaikan bahwa Mehmed belia
menghabiskan hampir sebagian besar
waktunya diatas kuda dan berlatih.
Ksatria Islam selanjutnya telah lahir,
dengan naluri perang 6 generasi
Utsmani dan 800 tahun keyakinan
bisyarah Rasulullah.
Siapa yang tahu jalannya kedepan,
tantangan tak dapat diterka dan dikira,
namun penaklukkan Konstantinopel
adalah harga mati. Bagi Mehmed II,
tak ada yang dapat menawar bisyarah
Rasulullah, apalagi menggantinya
dengan hal yang lain. Inilah kisah
tentang seorang pemuda dengan
prestasi melebihi masanya, yang
dijanjikan oleh langit ketujuh.
Mehmed II Khan bin Murad
(Muhammad Al-Fatih)
Amasya, kota tempat Muhammad Al-
Fatih dibesarkan
Bersambung..


MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 7: "Birth of The Promised Sultan"

MUHAMMAD AL-FATIH 1453
Episode 7: "Birth of The Promised
Sultan"

Perlu 10 tahun bagi
Mehmed I menyatukan keluarganya
yg terserak akibat fitnah kekuasaan,
membangun fondasi baru yg lebih
kuat. Mehmed I menjadi Sultan
generasi ke-5 Utsmani, termasuk
seorang administrator negara dan
negosiator yang cekap pula. Walau
tak banyak penaklukkan yang terjadi
pada zamannya, karena fokusnya
pada reformasi internal dan soliditas
pasukan. Murad II yang
menggantikan ayahnya menjadi
Sultan Utsmani ke-6, mewarisi
segala persiapan yang dilakukan
oleh ayahnya.
Murad II, Sultan ke-6 Utsmani
Pemuda cerdas berusia 18
tahun itu seorang yang lembut,
penuh perhitungan, laksana Utsman
bin Affan dalam jajaran shahabat.
Murad II saat latihan memanah
sambil berkuda
Konon, Murad II sangat
menyukai bahasa dan sejarah, ia
banyak menerjemahkan kitab tafsir,
tarikh dan adab ke dlm bahasa
ibunya. Pada 1422, Murad
menggelandang meriam2 besi
berukuran standar yang masih
jarang pada saat itu menuju tembok
Konstantinopel
Jenis Meriam yang dibawa Murad II
mengepung Konstantinopel pd 1422
Padahal usianya belum
genap 20 tahun saat mengepung
kota Konstantinopel, dan meminta
agar kota itu diserahkan padanya.
Seolah-olah pengepungan
Konstantinopel adalah kewajiban
pertanda baligh bagi keluarga
Ustman, begitu Murad II
melakukannya. Walau
mengakibatkan guncangan pada
kota, namun tembok Konstantinopel
masih terlampau kokoh hanya untuk
meriam biasa. Sadar dengan
kenyataan bahwa selama senjata
artileri tak berevolusi, maka tembok
terlalu kukuh, Murad II mengangkat
kepungan.
Berkali-kali pasukan salib
dari Venesia, Hungaria, Serbia coba
mengusik ketenangan kaum Muslim,
namun pupus dihadapan Murad II.
Bahkan Penguasa Karaman, wilayah
Asia Utsmani memberontak pada
Kesultanan Utsmani hanya berhasil
gigit jari di depan Murad II. Dengan
elegansi politik dan kelembutan
militernya, Sultan Murad II membuat
pasukan Italia mundur tunggang-
langgang pada 1432. Serbia
dijadikan wilayah vassal Utsmani
pada 1439 dan sejak saat itu dunia
barat mengetahui siapa sosok
Murad II. Disegani kawan dan lawan,
Dihormati munafik dan mukmin.
Kerendahan hati Murad II berpadu
dengan kekuatan insting perangnya
Pada masa Murad II,
pendidikan betul2 diperhatikan,
setiap distrik madrasah umum
dibangun, dan ulama berdatangan
ke tanahnya. Murad II juga
mewajibkan pendidikan kepada
muda-mudi Muslim, bahkan
menyeru yg belum menikah
membentuk pasukan azap (jejaka).
Begitulah Murad II benar-benar
membuat kaum kristen selalu
memanjatkan doa agar umur Murad
II dipendekkan. Lantunan tilawah Al-
Qur'an terdengar syahdu sedan,
ayat demi ayat mengalir tenang dari
lisan ksatria Allah, Sultan Utsmani.
Ayat itu bercerita tentang
janji Allah akan kemenangan-
kemenangan kaum Mukmin atas
kekufuran, surah Al-Fath. Hati Sultan
Murad II diliputi kegalauan, hanya
Al-Qur'an yang dapat
menenangkannya dari berjalan
kesana kemari tanpa arah. Di
ruangan lain, Huma Hatun, istrinya
sedang menyabung nyawa utk anak
ke-3 nya, penerus jihad di jalan
Allah. Sungguh penantian yang
mendebarkan bagi setiap ayah,
bahkan jika dia adalah seorang
sultan gagah perkasa nan lemah
lembut.
Ketika bacaannya sampai
pada surah Al-Fath, pekikan bayi
menghentikan tilawah Murad II,
memaksanya berdiri segera
menghampiri. Dengan langkah
panjang Murad II segera menuju
tempat kelahiran, senang
menyelimuti hatinya, anak ke-3 nya
laki-laki. Pada saat itu suasana
begitu mendukung, setahun terakhir
itu Kesultanan Utsmani
mendapatkan berkah Allah dari
langit dan bumi. Panen berlimpah,
buah2 ranum menggantung dan
ternak2 sehat, penduduk
menandakan ini adalah hal baik
yang datang dari Allah
Saat berada di samping
istrinya, Murad II melafalkan kalimat
tauhid pada bayinya, kelak kalimat
yg kelak ditinggikannya. Lalu Murad
II memberikan bayi itu nama
sebagaimana ayahnya, dan
sebagaimana Rasul-nya. Anak itu
keturunan ke-7 Utsmani, dinamai
dengan Mehmed II Khan bin Murad.
Kelak dunia akan mengenalnya
sebagai penakluk terbaik,
Muhammad Al-Fatih...
bersambung..

Berdamai Dengan Masalah

Hidup ini memang tak mudah, tapi kalo cuma untuk hidup aja tak sulit, belajar memaknai hidup terima apa yang terjadi. jadikan guru berharga dalam hidup ini, tiada keberhasilan yang hakiki tampa ada kegagalan dilalui. Kadang kita gundah lelah jenuh dan merasa tidak ada lagi yang berarti dalam hidup ini, itu semua adalah bisikan syetan yang membuat kita putus harapan, selama nyawa masih di kandung badan tiada putus rahmat Tuhan, percayalah yakinlah itu tak perlu kau meragukan. Tiada masalah tampa berkesudah tiada derita tampa akhir walau lelah, tiada malam tampa siang, tiada gelap tampa terang, tiada kesuksesan tampa melalui kegagalan. Jadi janganlah kita berputus asa, hidup ini adalah proses yang tiada henti walau sampai mati pun kita akan melalui proses lagi, semua satu paket yang harus kita jalani. Apalah arti hidup ini bila kita tidak mau menikmati, susah senang pasti ditemui sayang bila tidak dinikmati walau datang tak berperi. Dengan rasa kita bisa menjadi bijak, menerima hidup dengan syukur, semua ada masanya semua ada pada dunia nya, jadilah kita pribadi hebat yang bisa menerima semua dengan tepat dan selalu taat, walau jatuh bangun lagi, terjatuh bangkit lagi dan bejuang lagi, satu kata kunci bila semua telah kita hadapi, terasa tak sanggup lagi menanggung beban diri ini, tetaplah berprasangka baik padaNya, sungguh tak mungkin rahmat nya mendahului adzab nya sungguh tak mungkin Tuhan mendzolimi hambanya, pasrahkan semua padaNya, tinggallah kita menyadari apa ada salah dalam menjalani, atau Tuhan ingin mendengar keluh kesah ini, cucuran air mata ini keluar dari sanubari, berharap hanya pada Ilahirobbi dengan senyum nya menanti dengan kemurahan hati, yang tak pernah menutup pintu rahmat dalam taubat, selama nyawa di kandung badan roh belum sampai kerongkongan, kembalikan semua pada Nya, ceritakan padaNya, jika tak sanggup diri ini menanggung beban yang dialami, biarlah semua terjadi dalam sabar dan doa menjadi sebab turun nya pertolongan Ilahi.