Sabtu, 07 Juli 2012

MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 7: "Birth of The Promised Sultan"

MUHAMMAD AL-FATIH 1453
Episode 7: "Birth of The Promised
Sultan"

Perlu 10 tahun bagi
Mehmed I menyatukan keluarganya
yg terserak akibat fitnah kekuasaan,
membangun fondasi baru yg lebih
kuat. Mehmed I menjadi Sultan
generasi ke-5 Utsmani, termasuk
seorang administrator negara dan
negosiator yang cekap pula. Walau
tak banyak penaklukkan yang terjadi
pada zamannya, karena fokusnya
pada reformasi internal dan soliditas
pasukan. Murad II yang
menggantikan ayahnya menjadi
Sultan Utsmani ke-6, mewarisi
segala persiapan yang dilakukan
oleh ayahnya.
Murad II, Sultan ke-6 Utsmani
Pemuda cerdas berusia 18
tahun itu seorang yang lembut,
penuh perhitungan, laksana Utsman
bin Affan dalam jajaran shahabat.
Murad II saat latihan memanah
sambil berkuda
Konon, Murad II sangat
menyukai bahasa dan sejarah, ia
banyak menerjemahkan kitab tafsir,
tarikh dan adab ke dlm bahasa
ibunya. Pada 1422, Murad
menggelandang meriam2 besi
berukuran standar yang masih
jarang pada saat itu menuju tembok
Konstantinopel
Jenis Meriam yang dibawa Murad II
mengepung Konstantinopel pd 1422
Padahal usianya belum
genap 20 tahun saat mengepung
kota Konstantinopel, dan meminta
agar kota itu diserahkan padanya.
Seolah-olah pengepungan
Konstantinopel adalah kewajiban
pertanda baligh bagi keluarga
Ustman, begitu Murad II
melakukannya. Walau
mengakibatkan guncangan pada
kota, namun tembok Konstantinopel
masih terlampau kokoh hanya untuk
meriam biasa. Sadar dengan
kenyataan bahwa selama senjata
artileri tak berevolusi, maka tembok
terlalu kukuh, Murad II mengangkat
kepungan.
Berkali-kali pasukan salib
dari Venesia, Hungaria, Serbia coba
mengusik ketenangan kaum Muslim,
namun pupus dihadapan Murad II.
Bahkan Penguasa Karaman, wilayah
Asia Utsmani memberontak pada
Kesultanan Utsmani hanya berhasil
gigit jari di depan Murad II. Dengan
elegansi politik dan kelembutan
militernya, Sultan Murad II membuat
pasukan Italia mundur tunggang-
langgang pada 1432. Serbia
dijadikan wilayah vassal Utsmani
pada 1439 dan sejak saat itu dunia
barat mengetahui siapa sosok
Murad II. Disegani kawan dan lawan,
Dihormati munafik dan mukmin.
Kerendahan hati Murad II berpadu
dengan kekuatan insting perangnya
Pada masa Murad II,
pendidikan betul2 diperhatikan,
setiap distrik madrasah umum
dibangun, dan ulama berdatangan
ke tanahnya. Murad II juga
mewajibkan pendidikan kepada
muda-mudi Muslim, bahkan
menyeru yg belum menikah
membentuk pasukan azap (jejaka).
Begitulah Murad II benar-benar
membuat kaum kristen selalu
memanjatkan doa agar umur Murad
II dipendekkan. Lantunan tilawah Al-
Qur'an terdengar syahdu sedan,
ayat demi ayat mengalir tenang dari
lisan ksatria Allah, Sultan Utsmani.
Ayat itu bercerita tentang
janji Allah akan kemenangan-
kemenangan kaum Mukmin atas
kekufuran, surah Al-Fath. Hati Sultan
Murad II diliputi kegalauan, hanya
Al-Qur'an yang dapat
menenangkannya dari berjalan
kesana kemari tanpa arah. Di
ruangan lain, Huma Hatun, istrinya
sedang menyabung nyawa utk anak
ke-3 nya, penerus jihad di jalan
Allah. Sungguh penantian yang
mendebarkan bagi setiap ayah,
bahkan jika dia adalah seorang
sultan gagah perkasa nan lemah
lembut.
Ketika bacaannya sampai
pada surah Al-Fath, pekikan bayi
menghentikan tilawah Murad II,
memaksanya berdiri segera
menghampiri. Dengan langkah
panjang Murad II segera menuju
tempat kelahiran, senang
menyelimuti hatinya, anak ke-3 nya
laki-laki. Pada saat itu suasana
begitu mendukung, setahun terakhir
itu Kesultanan Utsmani
mendapatkan berkah Allah dari
langit dan bumi. Panen berlimpah,
buah2 ranum menggantung dan
ternak2 sehat, penduduk
menandakan ini adalah hal baik
yang datang dari Allah
Saat berada di samping
istrinya, Murad II melafalkan kalimat
tauhid pada bayinya, kelak kalimat
yg kelak ditinggikannya. Lalu Murad
II memberikan bayi itu nama
sebagaimana ayahnya, dan
sebagaimana Rasul-nya. Anak itu
keturunan ke-7 Utsmani, dinamai
dengan Mehmed II Khan bin Murad.
Kelak dunia akan mengenalnya
sebagai penakluk terbaik,
Muhammad Al-Fatih...
bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar